PENTINGNYA MANAJEMEN DALAM
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Pendidikan Islam
Dosen,
Disusun Oleh:
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
PROGRAM PASCASARJANA
A.
Pendahuluan
Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life
dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus
seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya
ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date
untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial
karena bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia.
Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua,
pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan
manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya
derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang
mengaktualisasikan diri di masa depan.
Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong
individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini
kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi
proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme
pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.
Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang
lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan
bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan
pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa
konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di
masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil
langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya.
Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan
berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
B. Pembahasan
1. Pengertian
Manajemen
Perkembangan dinamis aplikasi manajemen berangkat dari keragaman definisi
tentang manajemen. Semula, manajemen yang berasal dari bahasa Inggris: management dengan kata
kerja to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan
menjalankan dan mengontrol suatu urusan atau “act of running and controlling
a business” (Oxford ,
2005). Selanjutnya definisi manajemen berkembang lebih lengkap. Stoner (1986)
mengartikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin
dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber
organisasi lainnya untuk mencapai organisasi yang telah ditetapkan. G.R. Terry (1986)
–sebagaimana dikutip Malayu S.P Hasibuan (1996)- memandang manajemen sebagai
suatu proses, sebagai berikut: “Management is a distinct process consisting
of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and
accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”.
Sementara, Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia” mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen kemudian diartikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu
untuk mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu system yang bersifat
sosio-ekonomi-teknis; dimana system adalah suatu kesatuan dinamis yang terdiri
dari bagian-bagian yang berhubungan secara organik; dinamis berarti bergerak,
berkembang ke arah suatu tujuan; sosio (social) berarti yang bergerak di dalam
dan yang menggerakkan sistem itu adalah manusia; ekonomi berarti kegiatan dalam
sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia; dan teknis berarti dalam
kegiatan dipakai harta, alat-alat dan cara-cara tertentu (Kadarman, 1991).
Dengan demikian, manajemen merupakan kebutuhan yang niscaya untuk
memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi, serta mengelola berbagai
sumberdaya organisasi, seperti sarana dan prasarana, waktu, SDM, metode dan
lainnya secara efektif, inovatif, kreatif, solutif, dan efisien.
2. Urgensi
Manajemen dalam Pengelolaan Pendidikan
Kepekaan melihat kondisi global yang bergulir dan peluang masa depan
menjadi modal utama untuk mengadakan perubahan paradigma dalam manajemen
pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan
pendidikan. Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan
kualitas. Ketika melihat peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian
modal menjadi pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen
yang tinggi, maka secara otomatis akan terjadi sebuah efek domino (positif)
dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya, serta
marketing pendidikan.
Untuk menuju point education change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh,
maka manajemen pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk
kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan. Walaupun
masih terdapat institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus
dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional,
sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari
modernitas.
Jika manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya
tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya
profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai, pungutan liar,
hingga kekerasan dalam pendidikan. Manajemen dalam sebuah organisasi pada
dasarnya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian
tujuan organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning,
organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya
organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya adalah juga
amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
a.
Planning
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk
lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani
masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana
mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi
strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung
pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi kepada tuntunan
perubahan melalui perencanaan. Menurut Johnson (1973) bahwa: “The planning
process can be considered as the vehicle for accomplishment of system change”. Tanpa
perencanaan sistem tersebut tak dapat berubah dan tidak dapat menyesuaikan diri
dengan kekuatan-kekuatan lingkungan yang berbeda. Dalam sistem terbuka, perubahan
dalam sistem terjadi apabila kekuatan lingkungan menghendaki atau menuntut
bahwa suatu keseimbangan baru perlu diciptakan dalam organisasi tergantung pada
rasionalitas pembuat keputusan. Bagi sistem sosial, satu-satunya wahana untuk
perubahan inovasi dan kesanggupan menyesuaikan diri ialah pengambilan keputusan
manusia dan proses perencanaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga
pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran
oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena
itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan
tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Menurut Rusyan (1992) ada beberapa hal yang penting dilaksanakan terus
menerus dalam manajemen pendidikan sebagai implementasi perencanaan,
diantaranya:
-
Merinci tujuan dan menerangkan kepada setiap
pegawai/personil lembaga pendidikan.
-
Menerangkan atau menjelaskan mengapa unit organisasi
diadakan.
-
Menentukan tugas dan fungsi, mengadakan pembagian dan
pengelompokkan tugas terhadap masing-masing personil.
-
Menetapkan kebijaksanaan umum, metode, prosedur dan
petunjuk pelaksanaan lainnya.
-
Mempersiapkan uraian jabatan dan merumuskan rencana/sekala
pengkajian.
-
Memilih para staf (pelaksana), administrator dan
melakukan pengawasan.
-
Merumuskan jadwal pelaksanaan, pembakuan hasil kerja
(kinerja), pola pengisian staf dan formulir laporan pengajuan.
-
Menentukan keperluan tenaga kerja, biaya (uang)
material dan tempat.
-
Menyiapkan anggaran dan mengamankan dana.
-
Menghemat ruangan dan alat-alat perlengkapan.
Hirarki Rencana
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Visi,
Misi,
Tujuan
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
Kebijakan
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif)
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
![](file:///C:/Users/stain/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif)
Anggaran
Sumber:
Terry (1986); Kadarman et.al (1996)
b.
Organizing
Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan
menerapkan tugas dan hubungan wewenang. Malayu S.P. Hasbuan (1995)
mendifinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokkan
dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Pengorganisasian fungsi
manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga aktivitas berurutan: membagi-bagi
tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan),
menggabungkan pekerjaan untuk membentuk departemen (departementalisasi), dan
mendelegasikan wewenang (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas
manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan
sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi
memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir
secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi,
siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti
masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
Sutisna (1985) mengemukakan bahwa organisasi yang baik senantiasa
mempunyai dan menggunakan tujuan, kewenangan, dan pengetahuan dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan. Dalam organisasi yang baik semua bagiannya bekerja dalam
keselarasan seakan-akan menjadi sebagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan.
Semua itu baru dapat dicapai oleh organisasi pendidikan, manakala dilakukan
upaya: 1) Menyusun struktur kelembagaan, 2) Mengembangkan prosedur yang
berlaku, 3) Menentukan persyaratan bagi instruktur dan karyawan yang diterima,
4) Membagi sumber daya instruktur dan karyawan yang ada dalam pekerjaan.
c. Actuating
Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah
satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu dimulai
dimulai dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Menurut Kadarman (1996) kepemimpinan dapat diartikan sebagai seni atau
proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Kepemimpinan juga
dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan, proses atau fungsi yang digunakan
untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk berbuat sesuatu dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin bertugas
untuk memotivasi, mendorong dan memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya
dalam suatu entitas atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil
sebuah komunitas ataupun hingga skala negara, untuk mencapai tujuan sesuai
dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat
memfasilitasi anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah
berhasil membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat
dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam arah yang
sama tanpa paksaan.
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara
pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat
dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil
lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan
pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk
mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam
kepemimpinan pendidikan sebagaimana
dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas,
pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai
tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
Ada tiga keterampilan pokok yang dikemukakan Hersey dan Blanchard (1988)
-sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin (2005) dalam bukunya Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam- yang berlaku umum bagi setiap pimpinan termasuk pimpinan
lembaga pendidikan, yaitu:
- Technical skill-ability to use knowledge,
methods, techniques and equipment necessary for the performance of
specific tasks acquired from experiences, education and training.
- Human skill-ability and judgment in working with
and through people, including in understanding of motivation and an
application of effective leadership.
- Conceptual skill-ability to understand the
complexities of the overall organization and where one’s own operation
fits into the organization. This knowledge permits one to act according to
the objectives of the total organization rather than only on the basis of
the goals and needs of one’s own immediate group.
d. Controling
Sebagaimana yang dikutif Muhammad Ismail Yusanto (2003), Mockler (1994)
mendifinisikan pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan
balik informasi; untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang
telah ditetapkan itu; menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur
signifikansi penyimpangan tersebut; dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan
dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Dalam konteks pendidikan, Depdiknas (1999) mengistilahkan pengawasan
sebagai pengawasan program pengajaran dan pembelajaran atau supervisi yang
harus diterapkan sebagai berikut:
1)
Pengawasan yang dilakukan pimpinan dengan memfokuskan
pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi para instruktur atau staf dan tidak
semata-mata mencari kesalahan.
2)
Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung.
Para staf diberikan dorongan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sedangkan
pimpinan hanya membantu.
3)
Pengawasan dalam bentuk saran yang efektif
4)
Pengawasan yang dilakukan secara periodik.
3.
Efektifitas Manajemen dalam Lembaga Pendidikan
Dalam ranah aktivitas,
implementasi manajemen terhadap pengelolaan pendidikan haruslah berorientasi
pada efektivitas terhadap segala aspek pendidikan baik dalam pertumbuhan,
perkembangan, maupun keberkahan (dalam perspektif syariah). Berikut ini
merupakan urgensi manajemen terhadap bidang manajemen pendidikan:
a.
Manajemen
Kurikulum
1) Mengupayakan efektifitas perencanaan
2) Mengupayakan efektifitas pengorganisasian
dan koordinasi
3) Mengupayakan efektifitas pelaksanaan
4) Mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
b.
Manajemen
Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff
development (teacher development), meliputi:
1) Training
2) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
3) Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
c.
Manajemen
Siswa
1) Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
2) Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan
Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
3) Pemberdayaan OSIS
d.
Manajemen
Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan
pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
e.
Manajemen
Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap
lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan
berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan. Manajemen
ini berupaya mewujudkan cooperation with Society dan stake holder identification.
C. Penutup
Berkenaan dengan manajemen pendidikan, Islam telah menggariskan bahwa
hakikat amal perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridla Allah SWT.
Bila perbuatan manusia memenuhi dua syarat itu sekaligus, maka amal itu
tergolong ahsan (ahsanul amal), yakni amal terbaik di sisi Allah SWT. Dengan
demikian, keberadaan manajemen organisasi dipandang pula sebagai suatu sarana
untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi tersebut. Implementasi
nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berpikir
dan kaidah amal dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah
sesungguhnya nilai utama organisasi yang menjadi payung strategis hingga taktis
seluruh aktivitas organisasi.
Sebagai kaidah berpikir, aqidah dan syariah difungsikan sebagai asas atau
landasan pola pikir dalam beraktivitas. Sedangkan sebagai kaidah amal, syariah
difungsikan sebagai tolok ukur kegiatan. Tolok ukur syariah digunakan untuk
membedakan aktivitas yang halal atau haram. Hanya kegiatan yang halal saja yang
dilakukan oleh seorang muslim, sementara yang haram akan ditinggalkan
semata-mata untuk menggapai keridloan Allah SWT.
Daftar
Pustaka
David, R. Fred. 2004. Konsep Manajemen Strategis,
Edisi VII (terjemahan). Jakarta, PT Indeks.
Hasibuan, S.P. Malayu. 1995. Manajemen Sumber Daya
Manusia, cetakan II. Jakarta, PT Toko Gunung Agung.
__________________. 1996. Manajemen, Dasar,
Pengertian dan Masalah, Cetakan I. Jakarta, PT Toko Gunung Agung.
Ismail, M. Yusanto. 2003. Pengantar Manajemen
Syariat, Cetakan II. Jakarta, Khairul Bayan.
Johnson, R.A. 1973. The Theory and Management of
System. Tokyo: McGraw Hill Kogakusha.
Kadarman, A.M.
et.al. 1996. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia.
Mondy, R.W.and Premeaux, S.H. 1995. Management:
Concepts, Practices and Skills. New Jersey, Prentice Hall Inc Englewood
Cliffs.
Oxford,
Learner’s Pocket Dictionary. 2005. Newyork, Oxford University Press.
Rusyan, A.
Tabrani. 1992. Manajemen Kependidikan. Bandung: Media Pustaka.
Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. 1982. Pengantar
Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sutisna, Oteng.
1985. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan
Islam, Cetakan I. Jakarta: Ciputat Press.
0 komentar:
Posting Komentar