Rabu, 22 April 2015

Skripsi PTK PGMI


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PESERTA DIDIK KELAS IV MI NURUL HIDAYAH SAKTI BUANA
 SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan otak anak akan mengalami berbagai macam fase salah satunya adalah masa kematangan yang terjadi pada usia 6-8 tahun. Pada usia delapan tahun normalnya anak berada pada kelas dua atau tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang merupakan masa keemasan bagi seorang anak untuk mampu mengambil nilai-pelajaran dengan konteks yang sesuai dengan kenyataan dikehidupan sehari-hari.
Belajar merupakan suatu proses atau suatu kegiatan yang dapat memperteguh kelakuan melalui pengalaman. “Belajar bukan hanya mengingat, menghafal, atau mendengar tetapi lebih dari itu yakni mengalami.”[1] Dari
pendapat ini semestinya peserta didik senantiasa terlibat bukan hanya pada pemebelajaran materi di kelas semata namun juga mengkontekskannya dengan kehidupan nyata.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh melalui proses belajar. Dengan demikian hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila di bandingkan pada saat sebelum belajar yang dilihat dari sisi Peserta didik. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan-bahan pelajaran. Secara menyeluruh hasil belajar tersebut merupakan kumpulan hasil atau penggal-penggal tahap belajar.
Dari sisi pendidik, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Bukti bahwa seorang pendidik telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar itupun tampak dalam perubahan aspek-aspek seperti pengetahuan, keterampilan, apresiasi, emosional, serta hubungan sosial.
Selama ini Peserta didik sulit menemukan makna yang terkandung dari pembelajaran, terutama nilali-nilai yang ada di dalam Akidah Akhlak. Pembelajaran tak lebih hanya mengejar ketuntasan materi pelajaran. Dalam hal ini diperlukan pendidik yang kreatif serta inovatif yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik serta mengajak Peserta didik untuk mengaitkan antara materi pelajaran dengan keadaan nyata Peserta didik agar Peserta didik dapat menemukan pengalaman belajarnya sendiri melalui proses belajarnya.
Sebagai lembaga pendidikan formal, MI Nurul Hidayah Sakti Buana Kecamatan Seputih Banyak mengalami masalah selain rendahnya hasil belajar Akidah Akhlak juga pengamalan dari nilai yang terkandung di dalamnya karena peserta didik tidak menemukan sendiri konteks materi dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat pemahaman peserta didik kurang dan hasil belajar Peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya peserta didik kelas IV pada hasil ulangan harian ke 2, semester I tahun pelajaran 2014/2015 di MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak, yang memuat materi Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari terlihat bahwa, murid yang mendapatkan nilai di bawah 65 sebanyak 8 Peserta didik atau 66,7 % belum tuntas, Peserta didik yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan 65 sebanyak 4 orang atau 33,3 % yang tuntas.
Di MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak, selain masalah hasil belajar yang masih rendah, khususnya pada kompetensi dasar Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari, terdapat pula kendala dalam proses pembelajara, contohnya selama proses pembelajaran berlangsung hanya sedikit murid yang berani bertanya kepada pendidik, hanya sedikit murid yang berani mengajukan diri untuk mengerjakan soal ke depan kelas kecuali ditunjuk oleh pendidik. Selain itu saat pembelajaran berlangsung, banyak murid tidak tahu beberapa istilah Akidah Akhlak atau pengetahuan prasyarat yang sebenarnya didapatkan pada pelajaran sebelumnya, pembelajaran Akidah Akhlak di kelas masih berjalan monoton, pendidik menjadi peran sentral dan pencarian nilai pelajaran serta mengungkap makna dalam kehidupan nyata masih sedikit sekali dilakukan.
Pembelajaran Akidah Akhlak memerlukan strategi atau model pembelajaran yang sesuai, karena “suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya strategi dan metode secara maksimal, baik oleh pendidik maupun Peserta didik.”[2] Dari pendapat di ini dapat saya simpulkan bahwa untuk mengatasi rendahnya kualitas pembelajaran salah satunya dengan memanfaatkan strategi dan metode.
Dalam pembelajaran Akidah Akhlak selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Peserta didik mengalami kesulitan belajar Akidah Akhlak di kelas. Akibatya, Peserta didik kurang menghayati atau memahami konsep-konsep Akidah Akhlak, dan Peserta didik mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan Akidah Akhlak dalam kehidupan sehari-hari untuk itu perlu pembelajaran yang berbasis pada Contextual Teaching and Learning.
Dalam pembelajaran dituntut adanya inovasi pembelajaran. Untuk mengubah pembelajaran dari teacher centre menjadi student centre. Pendekatan yang menonjolkan keaktifan peserta didik dalam melakukan sesuatu, akan memberikan pengalaman belajar yang berharga dan bernuansa lain bagi peserta didik. Seiring berkembangnya dunia pendidikan, dewasa ini banyak pendekatan pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang interaktif.
Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) peserta didik diharapkan lebih aktif dalam menyelesaikan masalah dengan selalu mengaitkan antara mata pelajaran dengan dunia nyata yang peserta didik alami. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih berarti dan mengarah pada pemahaman konsep, sehingga mendorong terciptanya kebermaknaan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Akidah Akhlak.
Dalam menerapkan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Tugas pendidik mengelola setiap tim untuk bekerja sama menemukan sendiri tentang materi yang sesaui bagi anggota kelompok. Peserta didik diminta mengaitkan materi dengan situasi di dunia nyata dan setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya. Pendidik mengatur tahap demi tahap setiap proses pembelajaran dan hanya memjelaskan secara garis besar saja.
Langkah berikutnya pendidik mengembangkan sifat ingin tau peserta didik dengan bertanya, Ciptakan masyarakat belajar, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran dan diakhiri dengan melakukan Refleksi. Dengan penerapan Model CTL ini diharapkan peserta didik semakin kritis dalam menyelesaikan masalah, malakukan analisis berbagai fakta dan informasi yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

B.     Identifikasi Masalah
Selama semester satu, tahun pelajaran 2014/2015 dapat diidentifikasi sebab-sebab timbulnya masalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya kontekstualsasi nilai pelajaran, dan penyelesaian masalah sesuai yang ada dikehidupan nyata.
2.      Masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton dalam pembelajaran materi Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan jadwal dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
3.      Hanya mengejar penyelesaian materi Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasi rendahnya Hasil belajar Peserta didik dalam proses pembelajaran



C.    Batasan Masalah
Untuk membatasi penelitian ini agar tidak terlalu luas maka peneliti membatasi penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas yaitu : “Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Model CTL Peserta didik Kelas IV MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Pembelajaran Model CTL Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak Peserta didik Kelas IV MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ?”

E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah : “Untuk mengetahui Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Model Pembelajaran CTL Peserta didik Kelas IV MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”.

2.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1.    Bagi peserta didik, dapat meningkatkan pemahaman konsep Akidah Akhlak sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2.    Bagi pendidik, dapat memperluas pengetahuan mengenai model-model pembelajaran Akidah Akhlak sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan  kemampuan profesional pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
3.    Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
   


BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Hasil Belajar
1.      Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan sikap dan pengetahuannya, pemahamannya dan tingkah lakunya, ketrampilan, kecakapan dan daya peneerimaannya. Oleh sebab itu belajar adalah pross yang aktif. Belajar adalah adalah proses reaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar juga diartikan proses yang diarahkan kepada tujuan proses berbuat sebagai pengalaman, proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Inilah hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran.[1]
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (subsumatif) dan nilai ulangan semester (sumatif).
Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar peserta didik adalah hasil nilai ulangan harian selama proses PTK yang diperoleh peserta didik dalam mata pelajarn Akidah Akhlak, pada Standar Kompetensi Membiasakan sikap hormat dan patuh dalam kehidupan sehari-hari.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam suatu bahasan atau komptensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dana tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian dilakukan minimal tiga kali dalam satu semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi peserta didik.

2.      Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain, pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai susuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotorik) seorang peserta didik. Namun proses pengajaran ini memberikan kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi peserta didik dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta didik melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas pendidik akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai murid melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi murid dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreaatif dalam ragka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab beagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan Negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar didapaat baik dari hasil tes, unjuk kerja, penugasan, hasil kerja, portofolio, sikap serta peneilaian diri.
3.      Kriteria hasil belajar
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil yang dicapai oleh peserta didik apakah ada perubahan tingkah laku  siswa setelah terjadi melalui proses belajar[2]. Hasil belajar merupakan indikator kriteria keberhasilan pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan program pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh peserta didik.
Pencapaian kompetensi dasar sebagai tolok ukur kriteria keberhasilan proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku peserta didik yang meliputi tiga aspek yaitu :
Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan/kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif , meliputi perubahan-peruahan dalam segi mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. [3]
Berdasarkan beberapa aspek di atas, maka penulis berusaha mengambil keseluruhan aspek untuk diteliti. Persepsi diukur dari kemampuan peserta didik menggunakan indra dalam melakukan kegiatan, seperti  mengidentifikasi alat indera manusia berdasarkan pengamatan dalam memecahkan persoalan secara nyata.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam mengukur hasil belajar suatu mata pelajaran, salah satunya adalah sebagia berikut:
Tabel 1
Kriteria Hasil Belajar
Nilai Angkat
Nilai Huruf
Keterangan

89 - 100
71 – 85
56 – 70
41 – 55
< 40

A
B
C
D
E

Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang

Jadi dalam penilaian hasil belajar ada dua hal penilaian yaitu:
a.       Secara kualitatif seperti baik sekali, baik, cukup, kurang dan kurang sekali
b.      Secara kuntitatif yaitu bentuk angka 0 – 100

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain yaitu sebagai berikut:
a.       Faktor interen (faktor dari dalam peserta didik) yakni, keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik,antara lain kondisi pancaindra, minat, bakat, motivasi, dan kemamapuan kognitif.
b.      Faktor eksteren (faktor dari luar peserta didik) yakni, kondisi linkungan, di sekitar peserta didik yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar yang menliputi strategi dan metode yang digunakan peseta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.[4]
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar selain faktor internal yaitu faktor dari dalam diri peserta didik namun juga dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga faktor ini perlu diperhatikan dalam pencapaian hasil belajar.

B.     Model Contextual Teaching and Learning (CTL)
1.      Pengertian Model pembelajaran CTL
Ada beberapa pengertian CTL menurut para ahli diantaranya yaitu:
a.       Contextual Teaching and Learning  (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkanya dalam kehidupan mereka.
b.      Pembelajaran CTL adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkanya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.[5]

Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat menghubungkan/mengaitkan antara materi pembelajaran dengan kenyataan yang dia temukan dalam kehidupan sehari-hari.
CTL merupakan suatu proses pengajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

2.      Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CTL .
    Banyak sekali model dan model dalam pembelajaran dan setiap model memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, demikian juga dengan model pembelajaran CTL memiliki kelebihan dan kekurangn sebagai berikut:
a.       Kelebihan model pembelajaran CTL
1)      Pembelajaran lebih bermakna, artinya peserta didik melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga peserta didik dapat memahaminya sendiri.
2)      Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta didik karena pembelajaran CTL menuntut peserta didik menemukan sendiri bukan menghafalkan.
3)      Menumuhkan keberanian peserta didik untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari.
4)      Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada pendidik.
5)      Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
6)      Peserta didik dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.
b.      Kelemahan model pembelajaran CTL
Adapun kelemahan dari model pembelajaran CTL yaitu:
1)      Bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti pebealajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena peserta didik tidak mengalami sendiri.
2)      Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik peserta didik karena harus menyesuaikan dengan kelompolnya.
3)      Banyak peserta didik yang tidak senang apabila disuruh bekerjasama dengan yang lainnya, karena peserta didik yang tekun merasa harus bekerja melebihan peserta didik yang lain dalam kelompoknya.[6]

     Dari penjelasan di atas hendaknya seorang pendidik memperhatikan keadaan peserta didik dalam kelas. Selain itu, seorang pendidik juga harus mampu membagi kelompok secara lengkap dan beragam, hal ini untuk membantu peserta didik yang pandai dapat saling berbagi pengetahuan.

3.      Azaz-azaz Pembelajaran Contextual Teaching and Learning  (CTL)
a.    Konstruktivisme (constructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana peserta didik sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya.
b.      Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi(observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion). 

c.       Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman peserta didik, 3) membangkitkan respon kepada peserta didik, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta didik, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki pendidik, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik, untuk menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik.
d.      Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
e.       Pemodelan (Modeling)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana pendidik menginginkan peserta didiknya untuk belajar dan malakukan apa yang pendidik inginkan agar peserta didiknya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, pendidik bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,melibatkan peserta didik dan juga mendatangkan dari luar.
f.       Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, pendidik menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
g.       Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi informasi tentang perkembangan pengalaman peserta didik. Penilaian diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran sedang berlangsung, bukan semata-mata pada sahil pembelajarannya saja.[7]

Dari penjelasan di atas sebuah kelas akan tercapai hasil dengan maksimal dengan menggunakan ke tujuh konsep penerapan model CTL di atas.

4.      Tahapan Pembelajaran CTL
a.       Kegiatan Pendahuluan
      Pendidik menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dan proses pembelajaran dan pentingnya materi ajar yang akan dipelajari.
Pendidik menjelaskan prosedur pembelajaran CTL:
1)        Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik.
2)        Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya kelompok 1 melakukan observasi di buku materi, dan kelompok 2 melakukan observasi di Al Quran.
3)        melalui observasi peserta didik ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di buku materi dan Al Quran
4)        Pendidik melakukan Tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap peserta didik.

b.      Kegiatan inti
1)      Peserta didik melakukan observasi sesuai dengan pembagian tugas kelompok masing-masing.
2)        Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka temukan di buku refrensi dan Al Qur’an dengan teknik observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.
3)        Peserta didik mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
4)        Peserta didik melaporkan hasil diskusi
5)        Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain.
c.       Kegiatan penutup
1)      Dengan bantuan pendidik peserta didik menyimpulkan hasil observasi dari buku refrensi dan Al-Qur’an sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai.
2)      Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang, pengalaman belajar mereka.

            Dari penjelasan langkah di atas dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah dalam penggunaan model CTL meliputi Pembukaan, Kegiatan inti dan penutup yang seluruhnya menjadi satu perencanaan dalam rangka menghubungkan materi dengan dunia nyata

5.      Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran CTL adalah sebagai berikut:
1)      Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompoksesuai dengan jumlah peserta didik.
2)      Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya kelompok 1 melakukan observasi di buku materi atau Al Qur’an, dan kelompok 2 melakukan observasi di dunia lingkungan sekitar sekolah.
3)      melalui observasi peserta didik ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di buku materi dan Al quran serta kejadian yang relevan dengan materi yang terjadi diluar sekolah.
4)      Pendidik melakukan Tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap peserta didik.

5)      Peserta didik mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
6)      Peserta didik melaporkan hasil temuannya
7)      Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain.

6.      SK, KD, Materi dan Indikator
Standar Kopetensi
:
Terbiasa berakhlak terpuji dan beadab secara islami
Kompetensi Dasar
:
·         Membiasakan berakhlak terpuji (sidiq, amanah, tablig, fatanah) dalam kehidupan sehari-hari
·         Membiasakan beradab secara islami terhadap teman dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pokok
:
·         Berakhlak Terpuji
·         Berdab secara Islami terhadap teman
Indikator
:
·         Menunjukkan sikap  hormat dan patuh
·         Membiasakan prilaku sidig
·         Membiasakan prilaku amanah
·         Membiasakan prilaku tabligh
·         Membiasakan prilaku fatanah
·         Membiasakan bersikap sabar
·         Membiasakan bersikap kasih sayang
·         menghormati teman
·         Saling Menolong dan Mendoakan


C.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “Model CTL dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Peserta didik Kelas IV MI Nurul Hidayah Sakti Buana Seputih Banyak Lampung Tengah Tahun pelajaran 2014/2015”.


[1] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru, 2004), h. 28
[2] Junaidi, Pengembangan Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendis Kementerian Agama, 2011), h. 11.
[3] W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grasindo, 2004), cet 2, h. 50.
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT, Remaja Rosada Karya, Bandung, 2007. h. 132.
[5] Ramayuli, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Radar Jaya, 2010), Hal. 255.
[6] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada, 2009), h. 110
[7]  Ibid, Hal, 111                                                                              

[1] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 27.
[2] Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 20.

1 komentar:

  1. terimakasih sekali untuk masukannya. tolong bab 4 sekalian kakaaaak hehe

    BalasHapus