Persudaraan dan Silaturrahim
(Membahas
Hadits Tentang Persaudaraan dan Silaturrahim)
A.
Peraudaraan
Persaudaraan
dalam islam bukan hanya dimaksudkan persaudaraan antar satu kelompok atau alur
keluarga, namun persaudaraan yang ditntun dalam islam adalah kepada seluruh
alam. Persaudaraan yang diharapkan akan memupuk kehidupan yang dinamis dan
harmonis. Inilah salah satu mengapa Islam datang yaitu untuk menjadikan pola
kehidupan lebih teratur dengan adanya rasa saling memiliki dalam ikatan
persaudaraan. Dalam Al-Qur’an dan Hadits banyak sekali menerangkan tentang
pentingnya persaudaraan ini, karena menjadi salah satu pondasi berlangsungnya
interaksi antar sesame dalam menjaga kehidupan di dunia fana ini.
Mengapa
hal ini menjadi salah satu pokok dalam ajaran Islam karena Manusia
adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu,
manusia memiliki karakter yang unik, yang berbeda satu dengan yang lain, dengan
fikiran dan kehendaknya yang bebas. Dan sebagai makhluk social, manusia juga
saling membutuhkan antar sesamanya, membutuhkan sebuah kelompok - dalam
bentuknya yang minimal - yang mengakui keberadaannya, dan dalam bentuknya yang
maksimal - kelompok di mana dia dapat bergantung kepadanya. Itulah beberapa
karakter yang dimiliki olah setiap manusia.
Dengan
berbagai latar belakang dan sejarah kehidupan manusia maka berbagai macam aspek
benturan dalam kehdiupan akan sering terjadi, termasuk nasfsu yang sudah ada di
dalam hati mansia baik nafsu yang bersifat negative atau nafsu yang mengarah
pada hal positif. Dalam kaitannya dengan ini, di dalam sebuah hadits dari Ibnu
Umar ra yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:
"Dari Abdillah bin Umar ra bahwa
Rasulillah saw bersabda: Muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia
tidak menzaliminya dan tidak pula membiarkannya dizalimi. Barang siapa yang
memenuhi hajat saudaranya, maka Allah memenuhi hajatnya dan barang siapa yang
melenyapkan suatu penderitaan dari seorang muslim, maka Allah melenyapkan
berbagai penderitaan besuk hari kiamat dan barang siapa menutup cacat seorang
muslim, maka Allah menutupi cacatnya besuk hari kiamat." (HR. Muttafaq ‘alaihi)
Dari dalil
naqli di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sesama muslim dan juga sesama
mu'min adalah bersaudara, di mana tentunya kesadaran terhadap hal ini akan
memberikan konsekuensi berikutnya. Dalam islam persaudaraan
juga dikenal dengan bahasa ukhuwah. Istilah ukhuwah Islamiyah pada hakikatnya bukan bermakna
persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti
sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang
bersifat Islami.
Empat macam ukhuwah, yakni:
·
Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup
sesama makhluk yang tunduk kepada Allah.
·
Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena
sama-sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan
antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan).
·
Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari
keterikatan keturunan dan kebangsaan.
·
Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama.
Dan standar persaudaraan
serta Tidak sempurna Iman seseorang kecuali dengannya, sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW : “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, tidak sempurna iman seorang hamba sehingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai untuk dirinya sendiri dalam kebaikan.
Persaudaraan
adalah kecenderungan pada sesuatu yang membentuk kecintaan terhadap sesame.
Maksud kecenderungan disini adalah usaha (ikhtiyari) dan keinginan untuk saling
mebutuhkan, dan mencintai dalama hal kebaikan. Dan kebaikan itu mendorong
setiap orang untuk selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Ulama' besar Hasan Al
Banna beliau menerangkan "Yang saya maksudkan dengan ukhuwah adalah
berbagai hati dan ruh berpadu dengan ikatan akidah. Sebab akidah adalah ikatan
yang paling kokoh dan elegan. Ukhuwah merupakan cabang dari keimanan, sedang
perpecahan adalah cabang dari kekufuran. Kekuatan paling dasar adalah
persatuan. Disini tidak ada persatuan tanpa cinta kasih, sedangkan cinta kasih
yang paling lemah adalah lapang dada dan puncaknya adalah itsar (mengutamakan
orang lain dari pada dirinya sendiri). Dalam sebuah kisah datanglah seorang
sahabat yang sedang berdoa atas orang yang mabuk agar Allah menghinakannya,
maka Nabi bersabda dengan rasa cinta dan persaudaraan.
“Janganlah kamu menjadi pembantu syetan atas
saudaramu”
Hadis
ini mengingatkan kepada kita bahwa hendaknya kita tidak memalingkan wajah atau
menjauhi orang yang berbuat kesalahan, karena pada dasarnya mereka tetaplah
saudara kita, bahkan Rasul mengajarkan dengan memohonkan ampun kepada mereka
dan member nasehat, sebagai pengganti doa celaka atasnya, karena doa yang buruk
terhadap saudaranya sama artinya membantu setan.
Demikian
ini islam mengajarkan betapa persaudaraan dan silarurrahmi sangat di tekankan
kepada setiap Muslim yang beriman. Didalam penejelasan lain yang mendukung
betapa penting nilai persaudaraan dan silarurahmi sebagaimana tergambar dalam
beberapa Hal berikut ini yang merupakan intisari beberapa ayat suci yang
menggambarkan pembagian jenis-jenis ukhuwah:
·
Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan
sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam (QS
17:70).
·
Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda
agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan
yang lain (QS 49:13).
·
Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal
andaikata Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan
dalam kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang berkompetisi
secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS 5:48).
·
Sabda Rasul, seluruh manusia hendaknya menjadi saudara antara yang
satu dengan yang lain, wakunu ibadallahi ikhwana (Hadist Bukhari).
Di
dalam sebuah atsar disebutkan: sesungguhnya Abu ad-Darda melewati seorang
laki-laki yang telah melakukan dosa, maka mereka mencelanya, maka ia berkata,
“bagaimana pendapatnya jika kamu menemukannya di dalam lubang, apakah kamu
mengeluarkannya? Mereka menjawab, “Tentu.” Ia berkata, “Maka jaganlah kamu
mencela saudaramu, dan pujilah Allah SWT yang telah menyelamatkanmu 9dari
perbuatan dosa itu)”. Mereka bertanya, “Apakah engkau tidak membencinya?” ia
menjawab, “Sesungguhnya aku membenci perbuatannya. Maka apabila ia telah
meninggalkannya, maka ia adalah saudaraku.
Karena
begitu pentingnya dan urgennya nilai pesaudaraan dalam islam Hadist
Nabi bahkan memisalkan hubungan antara mukmin itu bagaikan hubungan
anggota badan dalam satu tubuh dimana jika ada satu yang menderita
sakit, maka seluruh anggota badan lainnya solider ikut merasakan sakitnya
dengan gejala demam dan tidak bisa tidur misalnya. Nabi juga mengingatkan
bahwa hendaknya
di antara sesama manusia, tidak ada pikiran negatif (buruk sangka), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak saling mendengki, tidak saling membenci, tidak saling membelakangi, tetapi kembangkanlah persaudaraan (H R Abu Hurairah).
di antara sesama manusia, tidak ada pikiran negatif (buruk sangka), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak saling mendengki, tidak saling membenci, tidak saling membelakangi, tetapi kembangkanlah persaudaraan (H R Abu Hurairah).
Meski
demikian, persaudaraan dan solidaritasnya harus berpijak kepada kebenaran,
bukan mentang-mentang saudara lalu buta terhadap masalah. Al
Qur'an mengingatkan kepada orang mu'min, agar tidak tergoda untuk
melakukan perbuatan melampaui batas ketika orang lain melakukan hal yang
sama kepada mereka. Sesama mukmin diperintakan untuk bekerjasama dalam hal
kebajikan dan taqwa dan dilarang bekerjasama dalam membela perbuatan dosa
dan permusuhan, ta'awanu 'alal birri wat taqwa wala ta'awanu 'alal itsmi
wal 'udwan.
(QS 5:2).
(QS 5:2).
Sesungguhnya
Allah menjadikan cinta dan benci karena Allah sebagai ikatan islam yang paling
kuat. Dalam suatu riwayat:
“Ikatan
iman yang paling kuat adalah: loyalitas karena Allah dan saling memusuhi karena
Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah. (Shahih al-jami’ 2539)
Sesungguhnya
iman tidak sempurna kecuali dengan perasaan dan ikhalas dalam persaudaraan:
“Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci
Karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak member karena Allah, berarti ia
telah menyempurnakan iman”
Proses berlangsungnya
atau bagaimana diterapkannya persaudaraan ini tentunya tak lepas dari persamaan yang
dimiliki antarpihak sebagai faktor penunjang yang secara signifikan membentuk
persaudaraan. Semakin banyak persamaan yang ada, baik kesamaan rasa maupun
kesamaan cita-cita atau target capaian, maka persaudaraan/ukhuwah yang terjalin cenderung menguat.
Ukhuwah umumnya melahirkan aksi solidaritas, dapat berupa aksi yang positif dan
negatif. Contoh ukhuwah yang melatarbelakangi sebuah aksi positif yakni ketika
terjadi banjir misalnya, sebuah kelompok masyarakat yang sebelumnya mungkin
berselisih paham atau tidak akur antar anggotanya, dapat timbul ukhuwah saat
semuanya menjadi korban banjir. Banjir ini menyatukan perasaan mereka, berupa
rasa sama-sama menderita dan sepenanggungan. Kesamaan rasa itulah yang kemudian
memunculkan kesadaraan untuk saling membantu. Sedangkan contoh persaudaraan yang berakibat aksi negatif ialah
pemberontakan oleh sekelompok orang terhadap pemerintahan, akibat rasa
persaudaraan yang timbul sesama mereka karena berbagai motif, seperti landasan
atau paham Islam yang melenceng sehingga menimbulkan tindakan pengeboman oleh
kalangan teroris.
Allah menjadikan kelebihan dua orang yang bersaudara
sebagaimana sabda rasulullah SAW
“Ada
tiga perkara, barang siapa yang ada padanya, niscaya ia mendapatkan manisnya
iman: bahwa Allah dan rasul-Nya lebih dicintai kepadanya dari pada selain
keduanya, bahwa mencintai seseorang, ia tidak mencintai kecuali karena Allah
dan bahwa ia benci kembali dalam kekafiran setelah Allah menyelamatkannya
darinya sebagaimana ia benci dijerumuskan di neraka”. (HR. al-Bukhari, Muslim,
at-Tirmidzi, an-Nasa’i).
Pelajaran
yang bisa Dipetik dari Hadits
a. Larangan
melakukan hal-hal yang menyebabkan rusaknya Ukhuwwah Islamiyyah seperti memutus
hubungan shilat al-rahim, berpaling, hasud/iri dan membenci sesama saudara.
b. Larangan
hasad disebabkan menentang pemberian Allah berarti pula menentang sang pemberi.
Di samping hasud merupakan sumber berbagai kejahatan.
c. Larangan
berdiam tidak mau di ajak bicara dengan saudaranya tanpa udzur syar’I lebih
tiga hari.
A.
Silaturrahim
Silaturrahim
memiliki makna universal yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain baik berbentuk material maupun moral, tak kenal
batas bentuk dan waktu, sesuai dengn perkembangan situasi dan kondisi yang ada.
Pengertian silaturrahim sebagaimana sabda Nabi SAW
Yang
artinya: Dari Abi Hurairah ra dari Nabi
saw bersabda “ Sesungguhnya rahim itu diambil dari nama Allah “al-Rahman”
kemudian Allah berfirman: “Barang siapa yang mengadakan shilah (hubungan baik) dengan
engkau maka Allah shilah kepadanya dan barang siapa yang memutuskan hubungan
dengan engkau maka Akupun memutus hubungan dengannya”. (HR. Bukhari Muslim).
Hadis
di atas menjelaskan asal usul kata rahim bahwa kata rahim itu diambil dari kata
al-Rahman salah satu nama Allah yang
ada dalam Asma’ al-Husna. Dan yang kedua menjelaskan posisi dan status rahim
dalam Islam, yakni kewajiban menyatukan dengan shilah pergaulan yang baik.
1. “Sesungguhnya rahim itu diambil dari nama
Allah ‘al-Rahman”
Kata “Rahim” secara etimologi memiliki dua
makna;
Pertama, makna pisik, yaitu diartikan “tempat
mengandung janin” yang hanya dimiliki oleh seorang ibu saja, kemudian diartikan
kerabat atau sanak family, karena ia ditimbulkan dari padanya.
Kedua, makna non pisik yakni kata rahim dari
akar kata “al-Rahman” yang merupakan saah satu nama Allah (asma’ al-Husna)
sebagaimana dalam Hadits, bahkan dalam Hadits nyata Abu Dawud dan al-Turmudzi,
bahwa Allahlah yang mengeluarkan kata rahim dari al-Rahman sebagaimana yang
disebutkan dalam Hadits Qudsi:
‘Aku Tuhan yang Maha Pengasih, aku ciptakan
rahim dan aku keluarkan sebuah nama dari nama-Ku.” (HR. Abu Dawud dan
al-Turmudzi)
2. “Barang siapa yang mengadakan shilah
(hubungan baik) dengan engkau maka Allah shilah kepadanya dan barang siapa yang
memutuskan hubungan dengan engkau maka Aku pun memutus hubungan dengannya”
Kata “shilat” dalam shilaturrahim dapat
diartikan dalam tiga pengertian:
1.
Ibn manzhur dalam Lisan al-Arab berkata “shilat” dirtikan: bertemu, bersambung, dan
berhimpun. Dalam arti bahasa ini seolah hubungan persahabatan antar sesame
menjadi bertemu, berhimpun, dan bersambung kembali setelah terputus sekian
lama.
2.
Kata “Shilat al-Rahim” diartikan; berbuat
baik
3.
Kata “Shilat al-Rahim” diartikan: sampai pada
tujuan, seolah kebaikan itu telah sampai kepada yang dituju yaitu kerabat.
Di antara tiga arti etimologi di atas yang
lebih tepat untuk makna shilat al-rahim adalah makna kedua yakni “berbuat
baik”.
3.
Shilah Allah
Shilah Allah adalah melimpahkan
rahmat-Nya bagi yang melakukan shilatur rahim dan diputus dari rahmat Allah
bagi yang memutus shilaturrahim dengan saudaranya.
Rasulullah
menyatakan dalam Hadits Shahih:
“Seseorang tidak akan masuk surga dengan
amalnya”. Para sahabat bertanya: Termasuk engkau ya Rasulullah? Beliau
menjawab: Ya aku juga tidak bisa masuk surge kecuali diselimuti rahmat Allah”
(HR. Bukhari Muslim)
4. Hukum
Silaturrahim
Melihat
ancaman orang yang memutus silaturahim terancam putus hubungan rahmat maka
hokum silaturahim adalah wajib. Betapa pentingnya maka silaturahim di atas di
mana Islam mewajibkannya kepada sesame manusia, terutama pada saat-saat kritis
keputusannya rahim.
An-Nawawi
Rahimahullah berkata: Sebagaian salafus shalih, apabila ingin berdo’a untuk
dirinya, ia berdoa untuk saudaranya yang muslim dengan doa tersebut, karena doa
itu dikabulkan dan ia memperoleh hal serupa untuk dirinya sendiri.
Dan
untuk persaudaraan, ada hak-haknya di dunia, berupa mendoakan yang bersin
(apabila membaca hamdalah) dan mengunjungi yang sakit, memenuhi undangan,
memberi penghormatan, dan mengiringi jenazah.
Sebagai
syari’at mengharamkan saling tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari, dan
tidak diangkat amal keduanya sampai keduanya berdamai, dan Allah tidak
menjadikan ikatan persaudaraan bagi orang-orang yang beriman selain
persaudaraan Islam. Dan Nabi SAW telah memberikan isyarat bahwa jikalau ia
menjadikan untuk dirinya kekasih, niscaya ia adalah Abu Bakar RA, beliau
bersabda
“Akan tetapi
persaudaraan Islam lebih utama” (dari beberapa riwayat al-Bukhori)
Tingkatan
Orang dalam Shilaturrahim
Artinya:
Dari Abdillah bin Amr bin
al-‘Ash dari Nabi saw bersabda: “Tidaklah orang yang mengadakan shilatur rahim
itu orang yang membalas akan tetapi ia adalah jika diputus hubungan rahimnya
maka ia menyambungnya”, (HR. Bukhari)
Hadits
di atas menjelaskan makna shilaturrahim yang sesungguhnya dilihat dari motivasi
dan latar belakang yang mendorongnya. Dari hadits di atas, dilihat dari segi
ragam tingkatan masyarakat dalam mengaplikasikan shilatur rahim ada tiga
peringkat golongan, yaitu Washil, Mukafi’
dan Qathi’
a. Washil
(penyambung/pelaku shilatur rahim) adalah seorang yang proaktif dalam melakukan
shilatur rahim terhadap sesamanya secara tulus demi tegaknya kemaslahatan,
persaudaraan, dan persatuan umat, bukan karena membalas kebaikan atau jasa baik
seseorang, atau karena sesuatu yang lain.
b. Mukfi’
(pembalas shilatur rahim) ialah seseorang yang proaktif mengadakan
shilaturrahim hanya karena membalas budi seseorang secara matematis, misalnya
karena orang berbuat baik kepadanya, maka iapun membalas kebaikan itu secara
seimbang,
c. Qathi’
(pemutus shilaturrahim) yaitu seseorang yang besikap pasif dan negative dalam
social kemasyarat. Yakni ia suka memutus rahim dengan perbuatan jahat yang
menyakitkan, tidak mengerti balas budi orang lain. Tetapi bersifat egois ingin
dihormati, ingin dipuji, dan lain sebagainya.s
Pelajaran
yang dipetik dari Hadits
Pelajaran
yang dapat dipetik dari Hadits di atas adalah sebagai berikut:
a. Pentingnya
posisi rahim/saudara dalam Islam wajib dijaga keutuhannya dengan cara saling
silaturrahim antar sesamanya yakni berbuat baik kepada sesamanya.
b. Silaturrahim
pada awalnya terbatas pada keluarga dan sanak family yang disebut dengan rahim
khusus. Tapi kemudian diperluas kepada seluruh umat manusia terutama umat Islam
yang memiliki hubungan persaudaraan dalam Agama.
c. Orang
yang banyak silaturrahim dibalas dengan limpahan rahmat Allah dan orang yang
memutuskannya dibalas dengan pemutusan rahmad dari Allah.
Keutamaan
Shilaturrahi
Banyak sekali hadits
yang menjelaskan tentang keutamaan shilaturrahim, diantaranya yang sangat
popular adalah;
Artinya:
Dari Anas bin Malik ra berkata; Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang senang diperluaskan
rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah bersilaturrahim’ (HR.
Muggafaq ‘alaih)
Ada dua keutamaan
shilaturrahim yag disebutkan dalam Hadits di atas:
1. Dimudahkan
rizki
Sebagian ulama mengartikan banyak rezeki dan
banyak harta dan sebagian yang lain memberikan arti diberkahi rizkinya.
Seseorang yang banyak silaturrahim tentu banyak kenalan, banyak teman, dan
banyak simpatik.
2. Umur
panjang
Maksudnya kurang
lebih diberkahi atau bermanfaat waktunya. Seseorang yang diberkahi usianya
berarti sangat produktif sekalipun relative singkat usianya. Usia seseorang
dapat bertambah dengan kehendak Allah, jika berkaitan dengan qadha’ mu’allaq.
0 komentar:
Posting Komentar